Chapter 3 – Our First Date #13LuckyLove
16:53:00
Sebelumnya di Chapter 2, aku tanya ke diri sendiri.
Apa yang dimaksud suka diam-diam ala sinteron itu Roma? Apa aku harus bilang
dari sekarang kalo nggak seharusnya dia suka sama orang yang masih punya pacar?
Tapi sepanjang perjalanan pulang, dan udah sampe
kampuspun, aku menggagalkan niat buat ngomong. Ya karena...
gile ngerasa
kepedean amat ya gak sih(?)
Beberapa minggu setelah itu, semuanya biasa aja.
Tapi kabar kalo aku habis keluar bareng sama Roma ini mulai banyak yang
ngomongin. Hmm aku malah mikir kalo... itu pasti pengalihan isu deh biar
yang beneran disukai sama entah Roma atau orang lain ini dilupakan #halah
Sampai pada suatu hari yang (mungkin akan disyukuri
oleh Roma ini) menyebabkan aku dan pacar (yang sekarang udah jadi mantan) ini
putus. Bukan, bukan karena Roma. Karena satu dan beberapa hal diantara aku dan
si mantan yang nggak penting banget buat dibahas lebih dalam di blog post ini.
Sebagai perempuan yang tidak terlalu tangguh, tentu
saja aku menangis bombay depan temen-temen deketku HAHAHA andaikan saja aku
tahu kalo sekarang patah hati mah bisa banget diketawain bareng kalian!
Dan hal itu, bikin aku mulai membuka diri sama temen
laki-laki. Yang dulunya aku nggak pernah bales chat dari temen-temen, jadi aku
bales. Yang tadinya nggak mau minta bantuan ke temen laki-laki, jadi mau minta
bantuan. Kesannya jadi kesepian sih tapi yaudin bodo!
Lalu, yang tidak terlalu diduga tiba-tiba saja
terjadi..
"Yes, Sabtu besok ada acara? Keluar yuk kemana
gitu" sms dari Roma.
Tanpa pikir panjang, aku bales aja "Oke. Tapi
jemput ke rumah, ya"
Di hari H, pertama kali kami berdua keluar yang
sekarang baru aku pahami kalo itu adalah kencan, Roma ngasi kesan pertamanya dengan
nyasar abis didaerah rumahku -____-
Tapi untungnya itu nggak sampe merusak moodku buat
pergi bareng. Sesampainya di mall, kami duduk di food court, nunggu pesenan,
dan nunggu waktu berbuka puasa (iya, waktu itu bulan Ramadan tahun 2014).
Nunggu adzan lebih dari setengah jam dan Roma nggak ngajak ngomong sama sekali
kecuali senyum-senyum doang. Ya mungkin dia nggak pernah keluar bareng bidadari
sebelumnya, jadi aku maklumi :)))) #HaluGakAdaObat
Setelah makan dan main di Timezone bentar, akhirnya
aku minta pulang. Karena Roma kelewat nggak asik pada saat itu.
Di tengah perjalanan pulang, dia bilang kalo laper.
Yaudahlah, diturutin aja nyari tempat makan lagi.
Di tempat makan itulah, dia mulai ngomongin segala
hal yang dia rasain ke aku, yang disembunyiin sama Roma selama ini.
Dan kalimat pertama yang keluar dari mulutku cuman,
"lho, kamu ini temenku lho. Kok?"
Roma nggak menanyakan apa aku bisa jadi pacarnya
atau nggak. Tapi, aku jadi ngerasa punya kewajiban buat jawab satu pertanyaan
yang dia tanyain, "gimana perasaanmu ke aku setelah kamu tahu
semuanya?"
0 komentar